Minggu, 04 Mei 2014

Proses-Proses Pembentukan Tanah

Macam-Macam Proses Pembentukan Tanah

Proses dasar pembentukan tubuh tanah mencakup :
1.      Penambahan bahan (organik dan pelikan ) ke dalam tanah dalam bentuk padatan, cairan dan gas.
2.      Pelenyapan bahan organik dan pelikan dari tanah.
3.      Translokasi bahan dari satu titik ke titik lain dalam tubuh tanah.
4.      Alih bentuk bahan pelikan dan bahan organikdalam tanah.

Tipe proses-proses pembentukan tanah adalah sebagai berikut :
1.    Penambahan
a.    Proses Pengkayaan
Penambahan bahan ke suatu tubuh tanah total (horison saja) dari pedon sekitarnya. Bahan-bahan yang memasuki tubuh tanah ini (hara tanaman dan karbohidrat) dibawa oleh gerakan lateral air dari daerah sekitarnya.
b.    Proses Komulisasi/ Pelonggokan
Pelonggokan bahan pelikan pada permukaan tanah oleh air atau udara. Ini lebih berwatak proses geogenik. Pengaruh proses ini sangat penting untuk daerah cekungan yang menerima bahan tererosi dari daerah sekitarnya.
c.    Proses  Penseresahan
Pelonggokan serpihan tetumbuhan dan hewan pada permukaan tanah pelikan sampai ketebalan 30 cm dan dikenal sebagai horison 01.
2.    Pengurangan/ Pelenyapan
a.       Proses Pelindian/ Depresi
Pelenyapan bahan dapat- larut melalui larutan dari seluruh solum. Ini merupakan proses utama , menjadi syarat utama pada beberapa jenis tanah, untuk mentranslokasi koloid.
b.      Proses Erosi Permukaan
Pemindahan lateral lapisan permukaan tanah oleh percikan air hujan, air limpasan, angin, solifluksi, rayapan dan proses pemindahan massa lainya.
3.    Translokasi
a.       Proses Eluviasi
Fase translokasi yang berupa sekuen pergerakan keluar suatu bahan dari suatu titik (umumnya horison)  menuju titik lain pada satu profil tanah. Eluviasi mempunyai dua gatra yaitu mobilisasi dan translokasi.
b.      Proses Iluviasi
Pergerakan bahan masuk kedalam suatu bagian profil tanah, misal pada horison argilik atau spodik iluviasi melibatkan proses translokasi dan interupsinya oleh immobilisasi bahan dalam satu hirison.
c.       Proses Dekalsifikasi
Eluviasi karbonat-karbonat di dalam suatu tubuh tanah. Proses ini dapat mendorong pemindahan- tuntas karbonat-karbonat dari seluruh profil, seperti banyak ditemui di daerah beriklim basah sekali, atau diikuti oleh kalsifikasi seperti ditemui di daerah beriklim kering.
d.      Proses Kalsifikasi
Proses-proses pelonggokan kalsium karbonat pada horison Cca atau horison lain.
e.       Proses Salinasi
Pelonggokan garam dapat laut karena proses pengkayaannya lebih cepat dibandingkan pelindihanya.Salinisasi terjadi didaerah cekungan dengan iklim sub-humida, semi kering dan kering serta daerah pantai beriklim basah. Pelonggokan garam semakin tinggi jika tanah banyak mengandung lempung dan perembihan rendah sehingga mengurangi pelindihan.
f.       Proses Desalinasi
Pemindahan melalui pelindihan garam dapat larut dari horison atau frofil tanah total yang banyak mengandung garam sampai aras menghambat pertumbuhan tanaman.
g.      Proses Alkalisasi/ Solonisasi
Pelonggokan ion sodium pada loka pertukaran lempung.
h.      Proses Pedoturbasi
Proses pencampuran dalam tanah sehingga menghomogenkan solum tanah pada berbagai aras.
i.        Proses Podsolisasi
Proses translokasi seskioksida dalam suatu profil tanah dan ini dapat disidik dengan menguji kelarutan besi feri dan fero di tempat itu.
4.    Alih bentuk bahan
a.       Proses Peruraian
Penghancuran bahan organik dan pelican.
b.      Proses Sintesa
Penyusunan jarah-jarah baru dari spesies pelikan dan organic.
c.       Proses Paludisasi
Pelonggokan massa bahan organik, sangat tebal ( lebih 30 cm) pada loka berpengatusan buruk sehingga selalu bersuasana reduktif. Proses ini lebih berwatak geogenik dari pada pedologik.
d.      Proses Pematangan
Perubahan-perubahan kimiawi, bilogis dan fisis setelah terjadinya penetrasi udara pada bahan organik dan pelikan dari tanah-tanah yang sebelumnya tergenang. Tipe-tipe reaksi dan watak yang dihasilkan tergantung kepada watak bahan asal.
e.       Proses Mineralisasi
Pelepasan senyawa-senyawa pelikan dari bahan organik melalui peruraian.
f.       Proses Pengaliran
Peningkatan volume pori akibat kegiatan tetumbuhan, hewan manusia, pembekuan-pencairan atau proses fisis lain dan melalui pemindahan bahan akibat pelindihan.
g.      Proses Pengerasan
Pengurangan volume pori akibat keruntuhan dan pemampatan serta akibat pengisian sejumlah ruang pori oleh bahan halus, karbonat, silikat  atau bahan lain.



                

Fajtor-Faktor Pembentukan Tanah

FAKTOR- FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH

Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, tofografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan makhluk hidup. Setelah diketahui bahwa tanah berkembang terus, maka faktornya ditambah dengan waktu. Tofografi (relief) yang mempengaruhi tata air dalam tanah dan erosi tanah juga merupakan faktor pembentukan tanah.
1.      Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (temperatur). Faktor pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan suhu.
a.      Curah Hujan
Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau pH tanah makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya, Na, Ca, Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah tingkat keasaman tanah dan makin tinggi pH tanah. Makin lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini desebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam tanah.
b.      Suhu (temperatur)
Suhu sangat berpengaruh bagi proses pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi yang meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.


2.      Bahan Induk
Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun pembentukan tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik.
a.      Batuan
Batuan dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis batuan, yaitu beku, batuan endapan dan batuan malihan.
a)      Batuan Beku
Batuan beku atau batuan vulkanik terbentuk oleh magma yang berasal dari letusan gunung berapi, batuan beku atau batuan vulkanikterdiri dari meneral yang tinggi dan banyak mengandung unsur hara tanaman. Di Indonesia batuan vulkanik memegang peranan yang lebih penting, hal ini di sebabkan karena gunung berap[i tersebar mana-mana, dan karena letesan gunung berapi yang menghasilkan batuan vulkanik yang menyebabkan kesuburan tanah. Selain atas dasar terjadinya batuan vulkanik juga dapat dibagi atas dasar kandungan kadar Si O2 nya menjadi tiga golongan, yaitu, batuan asam yang berkadar Si O2 lebih dari 65%, batuan intermedier yang kadar Si o2 antar 52% s/d 65% dan batuan basis yang berkadar Si Okurang dari 52%.
Batuan vulkanik di Indonesia kebanyakan termasuk basis, kemudian intermedier dan yang paling sedikit batuan asam. Batuan asam biasanya berwarna lebih muda dari pada batuan basis, batuan asam juga biasanya lebih banyak mengandung alkali dan Al, sedangkan kadar unsur-unsur seperti Fe,Mg dan Ca lebih rendah, sehingga berat jenisnya juga lebih kecil. Perbedaan lain adalah mengenai daya tahannya terhadap proses pelapukan, batuan asam lebih tahan terhadap proses pelapukan karena warnanya kebih muda. Akibatnya tanah yang berasal dari batuan asam tektunya lebih kasar daripada tanah yang berasal dari bari batuan basis, maka dapat dikatakan tanah yang berasal dari batuan asam mempunyai kandungan unsurhara yang sedikit dibandingkan dengan tanah yang berasal dari batuan basis.
b)      Batuan Endapan
Batuan endapan terjadi karena proses pengendapan bahan yang diangkut oleh air atau udara dalam waktu yang lama. Ciri untuk membedakan batuan endapan dan batuan lainnya yaitu, batuan endapan biasanya berlapis, mengandung jasad (fosil) atau bekas-bekasnya dan adanya keseragaman yangnyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusun.
Adanya lapisan dalam batuan ini disebabkan karena timbunan lapisan pengendapan yang masing-masing berbeda bahan, tekstur, warna dan tebalnya. Perbedaan ini terutama di sebabkan oleh karena perbedaan waktu pengendapan dan bahan yang diendapkannya.jika bahan yang diendapkannya seragam maka ciri akan terlihat kurang jelas. Batuan endapan dari bahan-bahan yang diendapkan dari hasil pecahan batuan yang telah ada sebelumnya. Proses pelapukan batuan endapan dapat terjadi melalui gerakan bumi, seperti gempa bumi, patahan,timbulan,bahkan lipatan, dan tekanan akibat temperartur, juga bisa diakibatkan oleh tenaga mahkluk hidup saeperti akar dan hewan, maupun gaya kimia yang di sebabkan oleh gaya kimia seperti CO2, Oasam organik dan sebagainya.
c)      Batuan Malihan
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan endapan atau juga dapat terbentuk dari batuan malihan lainnya yang mengalami proses perubahan susunan dan sentuknya yang akibatkan oleh pengaruh panas, tekanan atau gaya kimia. Batuan malihan adalah batuan yanga memiliki sipat - sipat akibat telah malihnya batuan semula baik batuan beku maupun endapan. Yang di namakan proses malihan adalah jumlah proses yang bekerja dalam zone pelapukan dan menyebabkan pengkristalan kembali bahan induk. Adapun sarat tejadinya proses malihan yaitu di sebabkan oleh temperatur tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.
Temperatur tinggi saling mempercepat reaksi kimia juga penting untuk dapat melampaui temperatur mineralnya. Secara teori dapat di terapkan atom - atom yang menyusun mineral setelah mencapai temperatur kritik amplitudo getarannya akan sedemikian besarnya, sehingga atom - atom dapat bergerak lebih besar dan mampu bertukar tempat. Temperatur yang tinggi juga dapat mempertinggi plasitisitas mineral. Sumber panasnya berasal dari bagian dalam bumi, energi mekanik menghasilkan yang merupakan hasil proses geologi dan magma yang meleleh.
Tekanan yang mempengaruhi proses malihan ada macam, yaitu tekanan hidrostastik dan tekanan yang berarah berupa desakan. Yang tertama menyebabkan perubahan volume dan menghasilkan stuktur butir yang tidak teratur, sedangkan desakan menyebabkan bentuk dan menghasilkan struktur sejajar. Tekanan yuang seragam mempengaruhi keseimbangan kimia dengan memacu pengeluaran volume dan pembentukan mioniral-mineral yang rapat jenisnyalebih tinggi, sedangkan desakan mewujudkan berbagai pengaruh terhadap susunan mineral batuan. Waktu yang lama lambat laun membentuk batuan malihan.
b.      Organik
Bahan organik berperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan warna tanah coklat kehitaman.serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah.
Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah.
Faktor yamg mempengaruhi bahon organiuk tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin kebawah makin berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka makin tinggi pula bahan organik uyang terkandung dalam tanah.
3.      Makhluk Hidup
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah matimempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena jumlahnya banyak dan berkedudukan tepet untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam prose peruraian bahan organik menjadi unsur hara dapat di serap oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekoposisi) serasaah. Pada waktui malam hari cacing – cacing membawa guguran dedaunan dan rerumputan kedalam lubang-lubangmnya dan mencampur dengan mineral-mineral tanah. Sokresin yang dikeluarkan mengandung Ca lebih banyak daripada tanah disekitarnya. Lubang-lubang cacing akan mempengaruhi aerasi dan perembesan air .
Semut-semut menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah kepermukaa tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan organik. Tikus dan binatang lai menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan.
Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama cara bercocok tanam, menentukan jemnis tanaman yang di tanam, cara pengolahan atau penggarapan, permukaan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman damn lain sebagainya.
4.      Topografi
Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Didaerah beriklim humid trop[ika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah. Didaerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu, sedangkan dilereng pegunungan terbentuk tanah jenis grumosol berwarna kuning coklat. Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi di daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumosol, baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung seringkali bergabung membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.
5.      Faktor Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.

Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvialregosol dan litosol.

Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.

Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2, B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit).

Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.

Sumber :


Selasa, 29 April 2014

Pengertian Tanah

Pengertian Tanah

Manusia tergantung pada tanah dan sampai batas-batas tertentu tanah yang baik tergantung pada manusia dan pengelolanya, Tanah sebagai tubuh alam dimana tumbuhan dapat hidup. Peradaban besar selalu memiliki tanah yang baik sebagai sumber alam utama. Selanjutnya peradaban ini akan berlangsung kebesarannya selama merka cukup baik memelihara tanahnya sebagai tubuh alam. Jatuhnya bangsa-bangsa besar yang menggunakan sungai-sungai Tigris, Efrat, dan lembah Sungai Nil bersamaan dengan pengelolaan tanah dan air yang buruk. Hal ini membutuhkan perhatian kita untuk bertindak tegas dalam meningkatkan sumber yang berharga itu.
Orang telah lama mengenal dan mempergunakan kata tanah, tetapi dalam perbincangan apa sebenarnya tanah itu? Jawabnya adalah bisa bermacam-macam atau bahkan orang merasa kebingungan untuk menjawab pertanyaan apa itu tanah. Tanah mempunyai bermacam-macam pengertian yang dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Semua orang yang hidup di planet bumi akan mengenal wujud tanah, akan tetapi karena pengertiannya luas dan sifat serta penggunaannya oleh manusia berbeda-beda maka tanah merupakan suatu obyek yang sangat besar. Sehingga untuk manjawab pertanyaan apa tanah itu juga menjadi beragam, masing-masing jawaban akan dipengaruhi oleh kepandaian dan minat orang yang menjawab, terutama dalam sangkut pautnya dengan tanah. Misalnya seorang petani memandang tanah sebagai tempat untuk bercocok tanam, seorang insinyur teknik sipil memandang tanah sebagai tempat untuk mendirikan bangunan, seorang pembuat batubata dan genteng bahwa tanah merupakan suatu bahan yang baik atau tidak baik untuk bahan baku, dan banyak lagi dikemukakan orang atau para ahli yang sudah pasti mempunyai pengertian dan pandangan yang berbeda-beda.
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran (zarah) ataupun agregat dari mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara-bahan organik yang te kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk yang berpartikel pada disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut (Braja M Das, 1985: 1). Dengan demikian tanah berdasarkan sudut pandang teknik kerekayasaan (bagi seorang teknik) tanah berfungsi sebagai penopang pondasi bangunan, oleh karena itu dibutuhkan pemahaman terhadap sifat-sifat dasar dari tanah.
Berdasarkan luasnya pengertian tanah, maka sudah sewajarnya ilmu tanah merupakan ilmu pengetahuan alam yang berdiri sendiri. Tanah, sebagaimana diperbincangkan dalam Ilmu Tanah (Soil Science), terkandung bahan-bahan jasad hidup (organik) dan bahan-bahan bukan dari jasad
hidup (anorganik) yang lazimnya disebut pelikan (mineral). Dimana bahan-bahan anorganik dapat mendukung jasad hidup. Jasad hidup dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya apabila dalam tanah itu tersedia unsur hara, air, dan udara yang cukup.
Pengertian tentang tanah dapat ditinjau dari berbagai segi tergantung dari latar belakang para ahli (Jamulya dan Suratman, 1983: 1-2).
Beberapa definisi tentang tanah antara lain sebagai berikut:

1.      JJ. Berselius (1803), seorang ahli kimia mendefinisikan tanah sebagai laboratorium kimia di alam dalam dimana berbagai proses dekomposisi dan reaksi kimia berlangsung secara tenang. 

2.      A.D. Thaer (1906) menyatakan bahwa permukaan planet kita ini terdiri dari bahan-bahan yang remah dan lepas yang dinamakan tanah. Tanah ini merupakan akumulasi dari berbagai unsur (Si, Al, Ca, Mg, Fe, dan lain sebagainya).

3.      Fedrich Fallon (1855) seorang ahli geologi, mendefinisikan tanah adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan-batuan yang telah lapuk.

4.      Thornburry (1957) seorang geomorfologis, memandang tanah adalah sebagai bagian dari
permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja dalam periode tertentu. 

5.      V.V. Dokuchaev (1879), semula ahli geologi bangsa Rusia yang kemudian memprakarsai ilmu tentang tanah yang pertama kali dinamakan “pedologi” sebagai ilmu pengetahuan alam yang berdiri sendiri. Dikatakan bahwa tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organik di permukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk , dan relief. Dari sudut padang Dokuchaev oleh Zakharov dianggap sebagai aksioma tanah yang pertama, yaitu tanah adalah suatu tubuh alam historis yang bebas dan terpisah. Faktor-faktor pembentuk tanah pada setiap zone iklim di daerah geografi menentukan jenis tanah yang susunan genetisnya dinyatakan oleh penampangnya yang dinamakan profil. 

6.      F. Marbut dari Amerika Serikat (1927), mengembangkan teori Dekuchaev, yang mendefinisikan tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu, gembur, mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kima, proses kimia, sifat bilogi dan morfologi.

7.      Menurut ahli pertanian, tanah adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi yang terdiri dari bahan padat, air, udara, dan jasad-jasad hidup yang bersama-sama merupakan medium bagi pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan pada berbagai definisi dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tanah adalah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memilki sifat-sifat tertentu sebagai akibat dari pengaruh iklim dan jasad-jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relatif tertentu selama jangka waktu tertentu pula.

8.      Menurut Kamus Umum, Tanah adalah lapisan permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan bumi.

9.      Ensiklopedi Indonesia, Tanah adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.





Beberapa Definisi Tanah Dari Ahli Lainnya :
1.    Justus Von Liebig (jerman 1840), mengajukan teori keseimbangan hara tanaman (theory balanchesheet of plan naturation), yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat di ketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.

2.    C.F. Marbut (Rusia 1914) tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi dan morfologinya. 


3.    Schroeder (1984) tanah adalah hasil pengalihragaman (transformation) bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh factor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (definable).

  1. SSM-USDA (1989) tanah diartikan sebagai kumpulan tubuh-tubuh alam dipermukaan bumi yang dibeberapa tempat diubah atau dibuat oleh orang menjadi bentuk-bentuk tertentu, yang mengandung mahkluk  hidup dan menopang atau mampu untuk tumbuh tanaman secara alami.

  1. Humphry Davy (Inggris 1913), tanah adalah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.

  1. Romman (Jerman !917) tanah adalah sebagai bahan batuan yang sudah di rombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sia-sia tumbuhan hewan yang hidup di dalam dan di atasnya.

  1. Wenner (1918), tanah adalah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan tanah adalah medium bagi tanaman. 

  1. Alfred Mistscherlich (1920), tanah adalah campuran bahan padat berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengandung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.

  1. Jacob S. Joffe (1949), tanah merupakan benda lam yang tersusun oleh horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral  dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat di bedakan dalam hal morfologi fisik,kimia dan biologinya.

  1. E. Saifudin Sarief (1986) tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahn-bahan mineral sebagai hasil pelapukkan batuan dan bahan organik (pelapukkan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium pertubuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu  yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukkan. 

  1. M. Isa Darmawijaya, tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka  waktu tertentu.

        12.  James (1995), tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainya, yaitu cair         alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem.

Sumber :

http://materihukum.wordpress.com/2013/10/22/pengertian-tanah-dan-cara-memperoleh-tanah-negara/